Assalamu alaikum wr. wb
إِنّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ
صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن، أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin yang berbahagia
Syukur Alhamdulillah kita haturkan kehadirat
Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati
manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan
hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepada-Nya.
Hadhirin yang kami hormati,
Seperti yang kita sadari bersama, umumnya manusia
sangat sulit untuk melakukan ibadah kepada Allah. Umumnya manusia sangat malas
untuk diajak melakukan ketaatan kepada Sang Pencipta. Mengapa?
Kita semua akan memiliki jawaban yang sama, karena
manusia dibekali dengan hawa nafsu. Hanya saja, manusia berbeda-beda. Ada yang
hawa nafsunya lebih menguasi dirinya, sehingga dia bergelimang dengan maksiat,
namun dia tidak merasa bersalah. Ada
yang hati nuraninya lebih mendominasi, sehingga dia menjadi hamba yang taat.
cara mengobati sakit hati
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,
Jika kita perhatikan, sejatinya iman, islam, dan
ketaatan kepada Allah adalah sebuah kenikmatan. Terdapat banyak dalil yang
menunjukkan bahwa ibadah bisa dirasakan kenikmatannya, diantaranya firman Allah
ketika menceritakan salah satu kenikmatan yang Allah berikan kepada para
sahabat,
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ
فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ
وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ الْعِصْيَانَ
أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
Ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada
Rasulullah. kalau ia menuruti kemauan kalian dalam beberapa urusan
benar-benarlah kalian mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kalian
‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hati kalian…
(QS. Al-Hujurat: 7).
Atas petunjuk Allah ta’ala, Allah jadikan para
sahabat manusia yang bisa menikmati lezatnya iman, bahkan Allah jadikan iman
itu sesuatu yang indah pada hati para sahabat. Sehingga kecintaan mereka kepada
kebaikan, mengalahkan segalanya.
Kemudian dalam hadis dari Abbas bin Abdul Mutahalib
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا،
وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
“Akan merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha
Allah sebagai Rabnya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam, sebagai rasulnya.” (HR. Muslim, Turmudzi dan yang lainnya).
Dalam hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menyebut tiga kriteria:
Orang yang mentauhidkan Allah dengan sepenuhnya,
sebagai bukti dia ridha Allah sebagai Rabnya, kemudian dia menjadikan syariat
islam sebagai aturan hidupnya, sebagai bukti dia ridha bahwa islam sebagai
agamanya dan dia mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam hidupnya orang yang memiliki 3 kriteria ini akan merasakan lezatnya.
Dalam hadis lain, yang mungkin hadis ini sering kita
dengar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ:
أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ
المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ
كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tiga hal, siapa yang memilikinya maka dia akan
merasakan lezatnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari pada
selainnya, dia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan dia sangat benci
untuk kembali kepada kekufuran, sebagaimana dia benci untuk dilempar ke
neraka.” (HR. Bukhari, Muslim dan yang lainnya).
Semua dalil di atas menunjukkan betapa iman, islam,
dan segala turunannya, merupakan kenikmatan dan bisa dirasakan lezatnya.
Hadhirin, jamaah yang kami hormati,
Yang menjadi tanda tanya kita, mengapa banyak orang
justru merasa berat atau bahkan merasa tersiksa ketika melakukan ketaatan? Bisa
jadi, bahkan termasuk kita, seringkali masih menganggap ketaatan itu sesuatu
yang sulit bagi kita. Lalu dimanakah nikmatnya iman itu?
Jamaah yang berbahagia,
Sejatinya kasus semacam ini juga dialami oleh fisik
manusia. Seperti yang kita pahami, hampir semua orang yang mengalami sakit, dia
akan susah makan, dan semua terasa pahit. Selezat apapun jenis makanan yang
diberikan, orang sakit akan merasakannya sebagai sesuatu yang pahit. Soto
pahit, sate pahit, bahkan sitipun pahit rasanya. Kenapa? Karena dia sedang
sakit.
Seperti itu pula, orang yang sedang sakit hati dan
mentalnya. Selezat apapun nutrisi yang diberikan, dia akan merasakan pahit dan
berusaha menolaknya. Dengan ini kita bisa menemukan jawaban, mengapa banyak
orang tidak merasakan nikmatnya iman? Karena kebanyakan manusia, hati dan
jiwanya sedang sakit.
Jamaah yang berbahagia,
Untuk bisa mengembalikan pada kondisi normal, tentu
kita harus berusaha mengobati penyakit itu. Karena jika sakit ini dibiarkan,
selamanya kita tidak bisa merasakan nikmatnya nutrisi dan makanan. Hati sakit
yang dibiarkan, selamanya akan sulit untuk menikmati lezatnya iman.
Lalu bagaimana cara mengobati hati?
Imam Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan
(1/16 – 17) menjelaskan bahwa ada 3 teori pokok untuk mengobati sesuatu yang
sakit. Teori ini juga digunakan dalam ilmu medis.
Dalam dunia medis, ketika seorang dokter hendak
mengobati pasien, dia akan memberlakukan 3 hal:
Pertama, [حِفْظُ القُوَّة]
menjaga kekuatan. Ketika mengobati pasien, dokter akan menyarankan agar pasien banyak
makan yang bergizi, banyak istirahat, tenangkan pikiran, tidak lupa, sang
dokter juga memberikan multivitamin. Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga
kekuatan fisik pasien.
Ibnul Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati,
salah satu upaya yang harus dia lakukan adalah menjaga kekuatan mentalnya,
dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai ketaatan. Hatinya harus
dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan
sunah, serta fisiknya dipaksa untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karena ilmu
dan amal, merupakan nutrisi bagi hati manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dalam hadis riwayat Bukhari, memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan
hati manusia sebagaimana tanah. Karena hati senantiasa butuh nutrisi berupa ilmu.
Kedua, [الحِمَايَة عَنِ الـمُؤْذِى]
melindungi pasien dari munculnya penyakit yang baru atau sesuatu yang bisa
memparah sakitnya.
Dalam mengobati pasien, tahapan lain yang dilakukan
dokter adalah menyarankan pasien untuk menghindari berbagai pantangan sesuai
jenis penyakit yang diderita pasien.
Hal yang sama juga berlaku untuk penyakit hati.
Seperti yang dijelaskan Ibnul Qoyim, orang yang sakit harus menghindari segala
yang bisa memperparah panyakit dalam hatinya, yaitu dengan menjauhi semua
perbuatan dosa dan maksiat. Dia hindarkan dirinya dari segala bentuk
penyimpangan. Karena dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa
bagi hati manusia,
إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي
قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ،
وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ
اللَّهُ {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
“Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan
perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia
meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan
dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam
tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah
sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak demikian,
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.”
(HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat
oleh Syuaib Al-Arnauth).
Ketiga, [اِسْتِفْرَاغُ
الـمَوَاد الفَاسِدَة] menghilangkan penyakit yang ada dalam
dirinya
Tahapan terakhir, setelah dokter memastikan jenis
penyakit yang diderita pasien, dokter akan memberikan obat untuk menyerang
penyakit itu. Dokter akan memberinkan antibiotik dengan dosis yang sesuai, atau
obat lainnya yang sesuai dengan penyakit pasien.
Di bagian akhir keterangannya untuk pembahasan ini,
Ibnul Qoyim menjelaskan bahwa cara untuk menghilangkan penyakit yang merusak
hati adalah dengan banyak bertaubat, beristighfar, memohon ampunan kepada
Allah. Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar kaffarah maka dia siap
membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, diapun siap dengan meminta
maaf kepadanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menggambarkan,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ، كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa,
seperti orang yang tidak melakukan dosa itu. (HR. Ibn Majah).
Karena dengan taubat, berarti dia menghilangkan
penyakit hati berupa dosa dalam dirinya.
Jamaah yang kami hormati,
Obat yang diberikan seorang dokter akan berbeda-beda
sesuai dengan jenis dan tingkat penyakit yang diderita pasien.
Dokter akan memberikan penanganan lebih, ketika
sakit yang diderita pasien cukup parah, bahkan sampai harus rawat inap di ICU
atau bahkan CCU. Dengan rentang waktu berbeda-beda, atau bahkan pemberian obat
tanpa batas waktu. Termasuk treatment operasi dan ampuntasi.
Sama halnya dengan mereka yang sakit hatinya. Jika
penyakit yang diderita sangat parah, karena pelanggaran yang dilakukan adalah
dosa besar, syariat dalam islam memberikan treatment sampai pada taraf hukuman
had, seperti cambuk, potong tangan, pengasingan, qishas, denda, hingga rajam.
Sebagaimana anda tidak dibenarkan untuk menuduh
dokter kejam karena melakukan bedah operasi atau amputasi. Anda juga sangat
tidak dibenarkan mengatakan islam kejam karena memberikan hukuman kematian.
Allahu a’lam.
Semoga Allah melindungi kita dari segala penyakit
hati yang berbahaya, dan menjadikan hati kita, hati yang sehat, yang bisa
merasakan lezatnya iman, islam, dan amal soleh.
Amiin..
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن
0 komentar:
Posting Komentar